GBP/USD Bertahan di Wilayah Korektif Jelang Peristiwa Penting Akhir Pekan Ini

• GBP/USD sideways di Asia karena pasar berkonsolidasi menjelang sejumlah katalis di akhir pekan.
• PDB Inggris dan IHK AS dapat memberi dampak di pasar keuangan.

GBP/USD datar pada sesi ini dan telah bergerak dalam kisaran 1,3520 dan 1,3539 pada sesi sejauh ini setelah merosot di bawah 1,3500 di pasar Eropa sebelum kembali ke 1,3535 sesudahnya. Ini adalah salah satu dari awal minggu di mana tidak ada momentum dengan satu atau lain cara karena pasar mencerna peristiwa minggu sebelumnya dan menunggu katalis berikutnya.

Dolar AS dan euro keduanya melemah dan pound mampu pulih dari penawaran jual awal menyusul kejutan hawkish dari Bank Sentral Eropa pekan lalu dan Nonfarm Payrolls AS. ECB telah membiarkan peluang terbuka untuk kenaikan suku bunga nanti pada tahun 2022 jika risiko inflasi meningkat. Namun, Presiden Christine Lagarde menenangkan ekspektasi pasar ketika dia mengatakan pada sidang Parlemen Eropa bahwa tidak perlu pengetatan kebijakan moneter besar-besaran di zona euro. Dia mengatakan inflasi akan menurun dan bisa stabil di sekitar target ECB sebesar 2%.

Sementara itu, data Nonfarm Payrolls hari Jumat menunjukkan lonjakan tak terduga dalam lapangan pekerjaan AS yang tercipta pada Januari. Ini mendukung tawaran beli dalam greenback pada awalnya sebelum segera melemah ke penutupan dan bergerak menyamping untuk sesi pembukaan minggu ini.

Ke depan, pasar akan beralih ke Indeks Harga Konsumen AS yang dijadwalkan pada hari Kamis. Di dalam negeri, Produk Domestik Bruto Inggris akan dirilis sebagai katalis potensial bagi pound. ''Kami memperkirakan PDB Inggris akan berkontraksi 0,8% MoM pada bulan Desember, sehingga membawa PDB di bawah level sebelum COVID sekali lagi,'' kata para analis di TD Securities,

"Manufaktur kemungkinan turun 0,3% MoM, sementara kami memperkirakan sektor jasa berkontraksi 0,9% MoM, sebagian didorong oleh tindakan sukarela COVID dan sejumlah besar orang yang mengisolasi diri karena lonjakan Omicron, tetapi juga karena memudarnya permintaan konsumen.''